Minggu, 09 September 2018

Coretan [Ku] Tentang Aluna : Antara Persib, Persija dan Nyetadion

Rivalitas Persib dan Persija tentu bukan hal asing di kancah Sepakbola Nasional. Bukan cerita umum kalau kedua pendukung ini tak pernah bisa akur. Upaya damai bukan tidak pernah dilakukan akan tetapi ini ibarat air dan minyak yang seakan sulit menyatu.


Saya adalah pendukung Persib, ngga terlalu fanatik sih, sekedar suka saja karena dari kecil hegemoni Persib sebagai Tim Tatar Sunda begitu melekat dalam diri saya. Maklum saya keturunan USA (Urang Sunda Aseli)

Boleh dibilang saya itu bagian dari personel BONJOVI alias Bobotoh Lalajo di Tivi (Bobotoh Nonton di TV- red). Seumur - umur saya belum pernah liat Persib main langsung di stadion. Saya adalah bapak satu orang anak bernama Aluna Mumtaz Sahasika yang biasa dipanggil Luna, kini ia berusia 9 tahun. Adalah suatu kewajaran, sejak Luna kecil saya perkenalkan  dia dengan hal - hal berbau Persib seperti dua foto diatas saat Luna berusia kurang lebih 1 tahun (atas kiri) dan 6 tahun (atas kanan) ketika memakai jersey Persib.

Waktu berlalu. Pada suatu hari, Luna bertanya kepada saya,
"Abi suka sama Persib ?"
Saya Jawab, "Iya ..."
"Terus Bunda sukanya sama Semen Padang ya ?"
"Ya .. betul, kenapa Ndu ?"
"Kenapa Abi suka sama Persib dan Bunda suka sama Semen Padang ?"
"Mungkin karena Abi lahir di Bogor dan Bunda lahir di Padang jadi suka sama Semen Padang."
"Oh .. kalau begitu karena Una lahir di Jakarta maka Una suka sama Persija !!!"
"Haaa ... serius ??"
"Iya .. serius, Luna kan The Jak !!!"

Dug .. serasa di hantam sesuatu, kaget. Bocah yang digadang - gadang menjadi bagian dari penggemar Persib Bandung (walaupun Bundanya fans dari Semen Padang) ternyata memilih Persija sebagai klub favoritnya. 

Awalnya saya menganggap itu biasa saja, karena kami tinggal di Bekasi dan teman main Luna kebanyakan suka sama Persija jadi (mungkin) kebawa suasana pertemanan saja. Tapi lama kelamaan kesukaannya kepada Persija makin menjadi - jadi. Setiap kali Persija bermain dan ditayangkan live di TV, Luna yang tadinya jarang nonton siaran langsung pertandingan sepakbola jadi getol nonton. Teriak - teriak ketika Persija menciptakan gol. Apalagi ketika Big Match Persib vs Persija digelar, dimana kala itu Persib harus mengakui keunggulan tuan rumah Persija 1 - 0. Dengan puasnya Luna mengejek saya. hehehehe.  Keinginannya  nonton Persija langsung di stadion pun sempat ia utarakan ke saya. Saat itu saya belum mengiyakan karena  berbagai hal.

Selepas gelaran ASIAN GAMES, Persija menggelar ujicoba melawan Selangor di Stadion Patriot Candrabaga Kota Bekasi. Ketika saya ceritakan ke Luna, dia antusias ingin nonton langsung di stadion. Saya berpikir ini hanya partai ujicoba tentu atmosfernya ngga sesengit laga di kompetisi, atas dasar itulah akhirnya saya mengabulkan keinginannya. Kamis, 6 September 2018. Saat yang dinanti tiba. Inilah pertama kali Luna nyetadion nonton tim favoritnya main. Walau Istri saya sempat khawatir terjadi hal hal yang tidak diinginkan, akhirnya kita berangkat juga. 

Saya sementara waktu harus mengesampingkan "ego" saya sebagai pendukung Persib demi kebahagiaan anak saya. Aura senang dan bahagia bisa nonton Persija langsung tergambar jelas di wajahnya. Sorak sorai The Jakmania di dalam stadion membuat atmosfer pertandingan begitu dinikmati oleh Luna. Beberapa kali Luna teriak .. "Abi .. itu Riko .. Abi itu Mario Simic !!!!"

Sesekali saya foto gayanya, rupanya dia tertarik juga untuk memfoto suasana di Stadion. Saya hanya mengarahkan angle yang bisa dipotret, saya biarkan dia berekspresi. Ketika Persija tertinggal oleh Selangor, seluruh The Jakmania menyanyikan sebuah lagu dan herannya Luna hafal lagu tersebut. Bingung siapa yang ngajarin ???

Saat pemain idolanya Mario Simic menyetak gol penyeimbang kedudukan lewat gol pinalti, Luna tertawa keras, berteriak senang seraya menggibaskan syal yang dibeli sebelum masuk stadion. Horeeee .. Mariooo Simiiiiccc !!!!"

Tiba - tiba terdengar suara letusan di luar stadion, perasaan saya mulai ngga enak. Benar dugaan saya rusuh antara oknum pendukung yang tidak punya tiket tapi ingin masuk dengan aparat kepolisian. Wah .. rusuh nih pikir saya. Luna menangkap kegelisahan di wajah saya, "Kenapa Abi ?" Saya menjawab "Ngga apa - apa .. ayo kita lihat aja pertandingannya lagi !"

Menjelang menit akhir, gawang Persija yang dijaga oleh Shahar Ginanjar kembali kemasukan. Tersirat kekecewaan di wajah Luna. "Yaaaa .. kebobolan, kalah ya Bi ?". Saya jawab, "Kemungkinan Lun, kan udah mau udahan."
Suasana diluar Stadion masih ramai, beberapa kali tembakan gas air mata oleh Polisi terdengar. Saya coba melihat sekilas di Tribun VIP, nampak Oknum Suporter di luar Stadion melepas batu ke arah stadion. Terus terang saya agak khawatir, tapi biar bagaimana pun saya sadar bahwa kepanikan saya tidak boleh terlihat oleh Luna, kalau saya khawatir dan panik tentu tidak akan rasional dalam bertindak. Stay Cool walau hati dag dig dur der !!!! Saya mengajak Luna duduk kembali di Tribun VIP sambil menunggu suasana tenang.

Sekitar 20 menit, saya tertahan di dalam Stadion. Setelah kondisi aman, saya akhirnya beranjak pulang keluar dari Tribun VIP Barat. Saya dan Luna berjalan ke arah parkiran dekar SMA Negeri 2 Bekasi, nampak bekas gas air mata dan batu bertebaran di jalanan.

Tiba - tiba Luna bilang ke saya sambil mengucek matanya , "Abi mata Una kok perih ?" Waduh jangan - jangan kena sisa gas air mata. Saya berlari mencari penjual air mineral dan saya suruh Luna membasuh ke wajahnya. "Masih perih ?" tanya saya. "Dikit Abi." Jawabnya. Saya percepat langkah menuju tempat parkir motor dan bergegas pulang. Nampak raut lelah di wajah Luna. Mudah - mudahan dia tidak trauma dengan kejadian yang baru dialami.

Esok paginya saya tanya tentang pengalamannya nyetadion. Luna bilang senang tapi kecewa Persija kalah dan matanya perih. "Kenapa sih harus ribut Abi ? Kok orang - orang di luar stadion lempar lempar batu, kenapa ? Kan mereka suka sama Persija, kok begitu ?"

Sepanjang perjalanan ke sekolahnya pertanyan - pertanyaan itu dia tanyakan ke saya . Pertanyaan - pertanyaan yang tidak bisa saya jawab. Ketika sampai di halaman sekolahnya, saya bertanya , "Gimana, kapok nonton Persija langsung ?"

"Ngga .. kalau Persija main di Bekasi lagi, Una pengen nonton lagi !, Boleh ya Abi ???"

Alih - alih kapok atau trauma ternyata Luna malah ketagihan nyetadion. Saya anggukan kepala saya .. "Insya Alloh !"

--
NB. Beberapa foto hasil jepretan saya & Luna.
























 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar