Rabu, 12 September 2018

Coretan [ku] Tentang Legenda Timnas : Kurnia Sandy

Pagi sahabat
Di awal tahun baru 1440 Hijriah ini saya mendapatkan anugerah yang luar biasa. Salah satu impian yang terpendam hampir 20 tahun akhirnya bisa terwujudkan. Sebesar apa sih impian itu ? 

Tahun 1994 - 1996 ketika usia masih belasan dan duduk di bangku SMP, saya adalah kiper kelas tarkam dengan kemampuan biasa - biasa saja. Sempat masuk Diklat sebuah SSB di Kota Bogor tapi karena tidak ada dukungan dari orang tua akhirnya berhenti dan menjadikan sepakbola sekedar hoby saja. Sampai sekarang saya masih setia dengan posisi sebagai Kiper.

Saat itu, Kurnia Sandy adalah kiper idola saya. Siapa yang tidak kenal dengan Kurnia Sandy kala itu. Kiper pertama asal Indonesia yang bisa memperkuat salah satu tim elit asal Italia, Sampdoria. Apa saja yang berkaitan dengan Kurnia Sandy yang dimuat di koran dan majalah pasti saya gunting dan koleksi. Sayang koleksian itu hilang bersamaan renovasi rumah Bapak saya di Bogor.


Jebolan Proyek Primavera ini kemudian menjelma menjadi salah satu Kiper Terbaik Tanah Air. Aksi heroiknya di Piala Asia 1996 menjadi buah bibir. Saya waktu itu menyebutnya kiper nekad dan berani. Sejak saat itulah impian untuk bertemu langsung dengan Kurnia Sandy begitu kuat tertanam didiri saya.






Waktu terus bergulir, kekaguman saya terhadapnya tak pernah memudar. Selalu mencari bagaimana cara bertemu dengan Kurnia Sandy. Saya lupa percisnya kapan, tapi media sosial facebook-lah yang mempertemukan saya dengan Kurnia Sandy.

Ketika berselancar di facebook, saya menemukan akun dengan nama Kurnia Sandy, sempat ragu apakah ini akunnya yang asli atau bukan. Akhirnya saya add saja akun tersebut, kalau toh bukan akun asli ngga rugi juga. Beberapa hari kemudian dikonfirmasi oleh pemilik akun dan ternyata akunnya asli punya Kurnia Sandy. Beberapa kali kami berinteraksi lewat pesan inbox maupun komentar di postingan masing - masing .

Selasa, 11 September 2018. Menjadi hari yang tidak bisa saya lupakan. Bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1440 H, saya mengirimkan pesan Wa ke Kurnia Sandy ucapan Selamat Tahun Baru Islam. Dijawab oleh beliau dan ternyata sedang mendampingi Timnas untuk laga persahabatan melawan Mauritius di Stadion Wibawa Mukti Kabupaten Bekasi. Dan akhirnya kita janjian ketemu di Hotel Grand Zuri Jababeka Bekasi tempat timnas menginap.

Pukul 19.30 saya sudah tiba di loby hotel, rombongan Timnas masih di perjalanan menuju hotel begitupun dengan Kurnia Sandy.

Tak lama berselang rombongan Timnas tiba, beberapa fans Timnas langsung menyerbu para pemain yang baru turun dari bis untuk sekedar berfoto bareng dan meminta tanda tangan di Jersey yang mereka bawa. Sosok yang saya nanti pun tiba, saya hampiri beliau dan beliau pun langsung menjabat tangan saya lalu memeluk hangat layaknya pelukan sahabat lama dan baru dipertemukan kembali. Padahal ini adalah pertemuan pertama saya dengan Kurnia Sandy, sosok yang saya idolakan sejak SMP.

"Sudah lama mas ?" Tanyanya
"Baru Mas."
"Saya keatas dulu , Mas Fendi tunggu sebentar ya !"
"Oke mas."

Menunggu kurang lebih 20 menit, beliau turun ke loby hotel menemui saya kembali.

"Mas, ngga buru - buru kan ? Saya ada pertemuan dengan staf pelatih. Mas Fendi tunggu di kamar saya saja, ini kuncinya."

Waduh, kaget saya. Sebegitu percayanya seorang Kurnia Sandy ke saya yang hanya dikenal via Facebook dan baru bertemu saat itu juga.

"Engga enak saya mas, saya tunggu di loby aja." Jawab saya.

"Ngga apa apa mas, tunggu di kamar saja."

Akhirnya saya pun bergegas menuju kamar hotel 1008. Masih terlintas di benak saya berapa bersahabatnya Kurnia Sandy. Baru kenal tapi seperti sudah kenal bertahun tahun. 

15 menit menunggu, akhirnya Kurnia Sandy datang juga. Kami pun mengobrol banyak hal. Tentang Keluarga, tentang pengalamannya di Sampdoria, tentang suka duka menjadi pesebakbola khususnya sebagai Kiper. Disela pertemuan, secara khusus saya minta tolong beliau untuk mempertemukan saya dengan Kurniawan Dwi Julianto. Dengan cepat, beliau memanggil Kurniawan yang kamarnya di depan kamar beliau. Makin senang saya ketika berjabat tangan dengan salah satu stiker Timnas Indonesia yang merupakan idola saya selain Kurnia Sandy.

Kesempatan bertemu dengan kedua idola saya manfaatkan untuk berfoto bersama dan meminta tanda tangan di Jersey yang sudah saya siapkan.

Obrolan pun berlanjut bertiga, sempat saya utarakan bahwa pertemuan dengan Kurniawan adalah bonus buat saya yang awalnya hanya janjian dengan Kurnia Sandy.

Waktu menunjukan pukul 21.30, saya pun bergegas pamit, saya jabat tangan Kurnia Sandy dan Kurniawan Dwi Yulianto. Sebelum berpisah, Kurnia Sandy memeluk erat saya kembali dan mempersilahkan saya berkunjung ke rumahnya di Sidoarjo.

Pertemuan ini menghapus dahaga impian selama hampir 20 tahun. Ini adalah pertemuan pertama kali tapi saya merasa seperti kami pernah kenal sebelumnya. Terima kasih Mas Kurnia Sandy atas sambutan hangatnya.

Sukses dan sehat selalu.













 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar