Drama
siapa pelatih Timnas Indonesia di AFF 2018 akhirnya terjawab sudah. Berdasarkan
rapat Komite Eksekutif PSSI, Minggu 21 Oktober 2018. Wakil Ketua Umum PSSI
Joko Driyono mengumumkan Bima Sakti Tukiman resmi menjabat sebagai Pelatih
Timnas Indonesia. Penyataan ini berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan
oleh Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi.
Sontak
pengumuman ini mengundang pro dan kontra di kalangan pencinta sepakbola tanah
air. Hal ini bisa dimaklumi karena sebelumnya pengurus PSSI masih "menjanjikan"
bahwa Luis Milla bakal kembali menukangi kembali Timnas.
Saya
tidak terlalu mengenal dekat Bima Sakti, hanya beberapa kali bertemu ketika
Timnas melakukan 3 kali ujicoba di Stadion Wibawa Mukti Cikarang Kabupaten
Bekasi. Sosoknya ramah dan bersahabat. Berikut sedikit tentang perjalanan karir
Bima Sakti yang saya rangkum dari berbagai sumber :
Mengawali
karier sepak bola
di Balikpapan, Bima
Sakti ternyata pernah ditolak saat mencoba masuk Persiba Junior. Bima
akhirnya berhasil menembus PON Kalimantan Timur pada 1989, dua tahun kemudian
dia masuk ke Persisam Samarinda U-15.
Karier
profesional Bima Sakti kian menanjak, terbukti dia menjadi salah satu anggota
tim Primavera yang berlaga di Italia pada 1993. Berbagai prestasi diukir oleh
Bima Sakti sebagai pemain sepak bola. Menginjak usia 19 tahun, pada 1995 Bima
dikontrak oleh klub asal Swedia, Helsingborg, yang juga merupakan klub sepak
bola besar di negara tersebut.
Sejak melakoni debutnya di timnas pada tahun 1995 di usia 19 tahun, Bima sudah meraih total 58 caps dengan mencetak 12 gol. Setelah itu, sosoknya selalu menjadi andalan timnas Indonesia pada periode 1995-2001, dia juga menjabat sebagai kapten tim.
Pada
level klub Bima menjadi bagian dari dream team PSM Makassar yang sukses meraih
gelar juara Liga Indonesia musim 1999/2000. Bima Sakti akhirnya memutuskan
pensiun sebagai pemain sepak bola di klub yang pernah menolaknya, Persiba
Balikpapan.
Tidak
lama setelah itu, Bima kemudian menjadi asisten Luis Milla di timnas Indonesia
dan mengawali debut sebagai pelatih pada laga persahabatan.
Di
balik semua pro kontra penunjukannya sebagai Pelatih Timnas, saya rasa
penunjukan Bima Sakti merupakan opsi terbaik dibandingkan dengan menunjuk
pelatih baru yang lain. Bima tahu cara bermain, tahu metodologi melatih, kenal
para pemainnya. Jadi, sebenarnya dengan adanya Bima, nilai positifnya adalah di
komunikasi. Bima Sakti biar bagaimana pun adalah asisten pelatih selama Luis
Milla menukangi Timnas, sehingga sedikit banyak menguasai modul latihan dan
skema bermain ala Luis Milla. Pemain pun tidak perlu beradaptasi lagi dengan
taktik permainan.
Penunjukan
Bima sekaligus membawa dirinya mengukir rekor baru, dimana ia menjadi orang
Indonesia pertama yang pernah mencicipi Piala AFF sebagai pemain dan pelatih.
Bima kemungkinan besar akan didampingi dua rekannya semasa bermain di Primavera
yaitu Kurniawan Dwi Yulianto dan Kurnia Sandy. Ketiganya sudah berkolaborasi
sejak tiga partai ujicoba melawan Mauritius, Mynmar dan Hongkong. Dengan hasil
2 kemenangan dan 1 imbang.
"Terima
kasih kepada PSSI yang telah memberikan kepercayaan kepada saya sebagai pelatih
Timnas Indonesia. Awal November mendatang kami akan kembali melakukan pemusatan
latihan jelang berlaga di Piala AFF 2018," ujar Bima.
Patut
ditunggu kolaborasi ketiganya mengarungi AFF 2018, berat memang tapi sebelum
pluit terakhir dibunyikan wasit, segala sesuatu bisa terjadi. Menang, seri atau
kalah adalah biasa dalam sepakbola, dukungan dan doa kita mudah - mudahan bisa
membantu ikhtiar mereka dan para pemain di lapangan membawa Indonesia Juara AFF
untuk pertama kalinya. Aamiin .. Semoga !!!
Selamat
bertugas Coach, bawa Garuda terbang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar